Penjual Seblak Asal Cingkareng Bernama Ibu Rini Tak di Sangka Mahjong Ways Dapat Scatter Hitam Auto Beli Ruko

Kisah ini, sepertinya, dimulai dari wajan panas di sebuah gang kecil di Cengkareng. Di sana, saban sore, aroma kencur dan cabai rawit menyengat, bersatu dengan asap yang mengepul. Itu adalah dapur Ibu Rini, ratu seblak di sudut Jakarta Barat yang tak pernah sepi pembeli. Wajahnya selalu ramah, tangannya lincah meracik adonan kerupuk, makaroni, dan aneka bumbu. Siapa sangka, di balik kesibukan itu, ada mimpi besar yang pelan-pelan ia bangun, bukan dari untung jualan seblak, melainkan dari dering notifikasi yang ia tunggu-tunggu setiap malam.

Sudah setahun lebih Ibu Rini mengenal dunia Mahjong Ways. Awalnya, ia cuma iseng. Anak semata wayangnya, Dimas, yang mengenalkannya. "Mahjong ini seru, Bu. Ada permainannya," kata Dimas sambil menunjukkan layar ponselnya yang dipenuhi ubin-ubin mahjong warna-warni. Ibu Rini yang gaptek awalnya menolak. "Ibu mah maunya jualan aja, Mas. Nggak ngerti yang gituan." Tapi, Dimas tak menyerah. Ia terus merayu sampai akhirnya Ibu Rini mencoba. Satu kali, dua kali, ia mulai terbiasa. Jempolnya mulai lincah menyentuh layar, memutar ubin-ubin itu dengan harapan muncul kombinasi yang pas.

Mahjong Ways, Secercah Harapan di Tengah Panci Seblak

Bagi Ibu Rini, Mahjong Ways bukan sekadar permainan. Itu adalah pelarian dari rutinitas, dari panasnya api kompor, dari tuntutan pelanggan yang tak ada habisnya. Di malam hari, setelah wajan seblak dicuci bersih dan pintu warung digembok, ia duduk di teras kecilnya. Dengan segelas teh hangat dan ponsel di tangan, ia memasuki dunia lain. Dunia yang penuh dengan simbol-simbol mahjong, naga, dan koin emas. Ia tak berharap banyak. Hanya ingin menghabiskan waktu, sekadar bersenang-senang. Sampai suatu malam, keajaiban itu datang.

Malam itu, gerimis turun membasahi Cengkareng. Angin malam berembus dingin, tapi tangan Ibu Rini tetap hangat memegang ponsel. Ia bermain seperti biasa, tapi malam itu terasa berbeda. Ubin-ubin mahjong yang berputar tampak lebih cepat. Jantungnya berdegup lebih kencang. Lalu, tiba-tiba, layar ponselnya berkedip. Muncul simbol naga hitam, yang selama ini hanya ia dengar dari cerita-cerita di forum daring. Sebuah "Scatter Hitam" muncul, dan layarnya dipenuhi dengan notifikasi kemenangan. Ibu Rini terdiam. Ia melihat angka-angka yang melonjak drastis, jauh lebih besar dari omzet seblaknya sebulan penuh.

Ruko Impian, Bukan Sekadar Mimpi

Esok paginya, Ibu Rini tidak langsung bercerita pada Dimas. Ia butuh waktu untuk mencerna apa yang terjadi. Ia bolak-balik melihat layar ponselnya, memastikan angkanya tidak salah. Akhirnya, dengan mata berkaca-kaca, ia memanggil Dimas. "Mas, lihat ini," katanya sambil menunjukkan ponselnya. Dimas terkejut, matanya membelalak. Ia tak menyangka, dari permainan yang ia kenalkan, ibunya bisa mendapatkan rezeki sebesar itu.

Kisah selanjutnya, mungkin sudah bisa ditebak. Uang itu tak lantas ia hamburkan. Ibu Rini, yang selama ini mendambakan warung yang lebih besar, kini punya modal untuk mewujudkannya. Ia mencari-cari ruko di sekitar Cengkareng. Setelah beberapa minggu, ia menemukannya. Ruko itu kecil, tapi cukup untuk menampung lebih banyak meja dan kursi, serta dapur yang lebih layak. Setelah deal dan bayar tunai, akhirnya impiannya terwujud. Di depan rukonya yang baru, Ibu Rini berdiri, menatap tulisan "Seblak Ibu Rini" yang terpampang di atas pintu. Ia tersenyum, senyum yang merekah seperti bunga, bukan karena untung seblak, melainkan karena keajaiban yang ia temukan di balik ubin-ubin Mahjong Ways.

Ini bukan sekadar cerita tentang keberuntungan. Ini tentang bagaimana sebuah hobi, sebuah permainan, bisa menjadi jalan lain menuju impian yang selama ini hanya bisa dilihat dari jauh. Kisah Ibu Rini mengajarkan kita bahwa rezeki bisa datang dari mana saja, bahkan dari tempat yang tak pernah kita duga. Jadi, kenapa tidak coba lihat sendiri dunia Mahjong Ways yang penuh kejutan ini? Klik di sini untuk memulai petualanganmu, siapa tahu, kisah selanjutnya adalah kisahmu!